BERBAHASA DENGAN BENAR, EKSPRESI KEPRIBADIAN

LOVE IS FRIENSHIP

Cinta adalah persahabatan.... Orang yang kamu cinta dan bisa menjadi sahabat. Dia adalah cintamu.
Tetapi walau dia mencintaimu tetapi tidak bisa menjadi sahabat, dia bukan cintamu....

MAU DAPAT UANG MUDAH?? KLIK DI SINI

Cari

PBSI DI KELAS TINGGI

PBSI DI KELAS TINGGI
Materi Kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Flores

BAB I
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA LISAN

1.1 Pembelajaran menyimak
1.1.1 Latar Belakang Pembelajaran Menyimak
Sebenarnyalah, menyimak itu bukan merupakan suatu proses yang pasif melainkan suatu proses yang aktif dalam mengkonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantis, dan sintaktis suatu bahasa.
Kemampuan berbahasaa lisan menyimak masih terus dikembangkan di kelas-kelas tinggi yaitu mulai kelas III sampai dengan kelas VI sekolah dasar. Peningkataan kemampuaan menyimak tersebut dimaksudkan agar anak-anak sekolah dasar mampu memahami pembicaraan orang lain baik langsung maupun melalui media, misalnya radio, televisi, dan pita rekaman.
Latar belakang pembelajaran keterampilan menyimak ini diberikan di sekolah dasar kelas-kelas tinggi agar:
1. Guru menyadari peran yang harus dilakukannya dalam meningkatkan kemampuan menyimak murid sekolah dasar.
2. Guru menguasai strategi untuk meningkatkan kemampuan murid sekolah dasar.
1.1.2 Pengertian Pembelajaran Menyimak
Pembelajaran menyimak atau mendengarkan ialah pembelajaran yang mengerahkan perhatian dengan sengaja kepada suatu suara atau menangkap pikiran orang yang berbicara dengan alat pendengaran dengan tepat dan teratur.
1.1.3 Proses Pembelajaran Menyimak
Untuk mendengarkan dengan baik murid harus:
1). Menangkap kata-kata yang dipakai.
2). Memahami dan mengenal bentuk kalimat.
3). Menagkap isi dan maksud percakapan dengan tertatur.
Pemahaman menyimak menjadi lebih mudah apabila murid mengetahui konteks wacana yang disimaknya. Misalnya wacana tentang menanam pepaya. Murid-murid akan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya tentang cara menanam pepaya untuk menafsirkan dan memahami materi yang disimak. Dengan kata lain, pengetahuan yang ada pada murid sangat berperan dalam proses menyimak.
Perlu diingat bahwa dalam proses menyimak, banyak murid tidak memberikan perhatian pada setiap setiap kata yang disiaknya. Murid hanya menangkap beberapa hal, sedangkan yang lainnya tidak dapat disimak dengan baik karena kurang perhatian, kurang tertarik pada topik yang disimak, atau kurang efisien dalam menyimak.
Faktor penting dalam menyimak ialah keterlibatan murid dalam berinteraksi dengan pembicara. Oleh karena itu anak-anak tidak mungkin dapat melaksanakan tugas menyimak dengan baik apabila mereka terganggu oleh pembicaraan anak-anak yang lain. Jadi, semua anak dalam kelas harus memberikan perhatian yang sama, yang satu tidak mengganggu yang lain.
Menurut Anderson dan Lyneh (dalam Rofi’uddin dan Zuhdi, 1999: 6–7) kesulitan dalam menyimak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
1) Susunan informasi, seperti teks yang berisi informasi yang disusun secara kronologis lebih mudah dipahami daripada yang disusun secara tidak kronologis.
2) Latar belakang pengetahuan murid mengenai topik yang disimak.
3) Kelengkapan dan kejelasan (disajikan secara eksplisit) informasi yang disimak.
4) Pembicara lebih banyak menggunakan kata ganti daripada menggunakan kata benda secara lengkap maka teks itu lebih sulit dipahami.
5) Yang dideskripsikan dalam teks yang disimak mengandung hubungan statis ataukah hubungan dinamis (yang menunjukkkan hubungan statis misalnya bentuk-bentuk geometrik lebih sulit dipahami daripada yang mengandung hubungan dinamis misalnya kecelakaan di jalan raya).
Mengingat banyaknya kesulitan seperti yang diutarakan di atas, maka kegiatan menyimak perlu disesuaikan dengan kemampuan anak seperti:
1) Anaka-anak yang tergolong rendah kemampuannya, setelah menyimak teks yang sama maka kepada mereka diberikan tugas untuk membuat ringkasan informasi yang disimak.
2) Anak-anak yang paling rendah kemampuan menyimaknya, setelah menyimak tahap pertama, kepada mereka diberikan tugas untuk menyebutkan jumlah pembicaraan yang terdapat dalam wacana.
3) Anak-anak yang paling rendah kemampuan menyimak diberikan kesempatan untuk menyimak berulang-ulang wacana yang dijadikan materi pembelajaran.
4) Setelah menyimak yang pertama, anak-anak yang tergolong lemah diberikan daftar kata-kata dan frasa-frasa kunci dengan menggunakan kamus kecil yang disiapkan anak-anak sendiri.
1.1.4 Tujuan Pembelajaran Menyimak
..............................
Materi selengkapnya dapat anda peroleh dengan menghubungi doleferdinan@yahoo.co.id atau yeetdole@yahoo.co.id. Kami akan langsung mengupload materi lengkap ke email anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar